Senin, 31 Januari 2011

Suporter tim dan sepakbola indonesia

KEGILAAN pada timnas di piala AFF tahun 2010 ini mengingatkan kita pada era 80-an, yakni ketika PSSI berjaya. Tepatnya tahun 1986, dimana saat itu ‘garuda di dadaku’ sudah bersemayam di dada para pemain PSSI yang turut berkompetisi di pra Piala Dunia. Saat itu hampir semua pemain tim PSSI Pra Piala Dunia dikenal dan terkenal seantero Nusantara.


Hebatnya lagi, tak ada pemain naturalisasi. Semua asli produk dalam negeri. Siapa yang tak kenal dengan nama Rully Nere, Bambang Nurdiansyah? Selain nama-nama itu, nama pemain lain yang juga popular bak selebriti antara lain Donny Latuperissa, Ferel Raymond Hattu (NIAC Mitra), Haryanto (eks UMS ’80), Elly Idris, Zulkarnaen Lubis, Ristomoyo, Syafrudin Fabanyo, M. John (Yanita Utama), Yusuf Bachtiar, dan Agusman Riyadi (Perkesa ’78).

Selain itu ada Aun Harhara, Wahyu Tanoto (Tunas Inti), Dede Sulaiman (eks Indonesia Muda), Lasdi Arman (Semen Padang), Warta Kusuma, Dudung Abdullah (Warna Agung), Tonggo Tambunan (Arseto), Hermansyah, Marzuki Nyakmad, Sain Irmis (timnas Indonesia Garuda), dan Adolf Kabo (Perseman). Mereka juga tim yang dikenal sebagai Tim Garuda (sebutannya Anak-anak Garuda).

Di luar euforia timnas, yang sayangnya di leg pertama final AFF 2010 kalah telak 3-0 dari timnas Malaysia ini, peran supporter dalam meramaikan ‘dunia’ sepakbola di Indonesia sangat besar. Suporter sepakbola masih sering menjadi tema sentral pembahasan dan diskusi khalayak, kehadirannya terkadang menyelinap diantara tema-tema penting dan panas lainnya. Terlebih apabila ada peristiwa penting dalam pertandingan sepakbola, atau ada hal yang khusus terkait dengan ulah para suporter sepakbola pendukung sebuah kesebelasan.

Suporter berasal dari akar kata ‘support’, dari kata kerja (verb) dalam bahasa Inggris to support dengan akhiran (suffict) –er. To support mempunyai arti mendukung, sedangkan untuk akhiran -er menunjukkan pelaku. Kalau ditarik maknanya maka suporter berarti sebagai orang yang memberikan dukungan atau suport tertentu pada ikhwal tertentu pula. Suporter bersifat aktif, memberi dukungan dengan dilandasi oleh perasaan cinta dan fanatisme tertentu.

Istilah suporter cukup dekat kekerabatanya dengan kata penonton, namun istilah ‘penonton’ maknanya akan lebih luas daripada ’suporter’, artinya setiap suporter mestinya seorang penonton, sebaliknya tidak semua penonton itu adalah suporter. Masyarakat umum kadang memakai kedua istilah ini bertukar-tukar, karena agak susah membedakannya untuk menyebut objek yang sama dengan pilihan dua kata suporter dan penonton.

Sepakbola adalah salah satu jenis olahraga yang sangat membutuhkan keberadaan supporter ini, ada multi fungsi keberadaannya. Untuk menyebut suporter sepakbola di belahan dunia ini seperti tifosi dari Italia, torsedor dari Amerika Latin, hooligans untuk suporter tim Nasional Inggris, dan sebagainya. Di tingkatan klub-klub liga Indonesia juga dikenal sebutan untuk supporter beberapa klub tersebut, seperti PFC( Persiba Balikpapan) LA Mania (Persela Lamongan), Aremania (Arema Malang), Bonek (Persebaya Surabaya), Jackmania (Persija Jakarta), Singamania (Sriwijaya FC), Viking (Persib Bandung), dan sejumlah klub supporter lainnya.

Kehadiran suporter bagi tim sepakbola tentu sangat diharapkan karena olahraga ini sudah bukan sekadar olahraga dengan tujuan sempit menjaga kesehatan, namun sudah berkembang menjadi sebuah bisnis dan industri. Kehadiran suporter akan membawa semangat tersendiri bagi para pemain, karena segala teknik, ketrampilan, kecepatan, kemahiran, dan seni bermain bola akan bisa dinikmati oleh orang lain. Cinta, sayang, perhatian, dukungan tentu dinantikan oleh sang pemain dari para suporternya.

Suporter atau penonton ketika mendukung, menonton, dan menikmati sebuah pertandingan sepakbola tentunya berharap mendapatkan hiburan olahraga yang memadai dan segar. Dengan segenap pengorbanan berupa biaya tiket, parkir, transport, konsumsi, dll yang dikeluarkan dari kocek seorang suporter tentu berharap mendapat imbalan berupa suguhan pertandingan yang dapat me-refresh pikiran dari kepenatan, stress, dan lainnya.

Jelaslah bahwa ada hubungan saling membutuhkan antara pemain klub/tim sepakbola dan para suporternya, yang lebih penting lagi adalah ada jalinan kasih sayang, cinta, kebangaan diantara mereka terhadap nama dari tim kesayangan tersebut. Apa jadinya sebuah tim yang hebat tanpa adanya supporter? Mungkin beragam dampaknya apabila terjadi demikian, bisa pemainnya rawan drop karena kurang bersemangat, loyo, dan sebagainya.

Selain dampak tersebut mungkin dari sisi bisnis maka klub hebat tersebut akan kehilangan potensi bisnis yang dahsyat. Pendapatan dari industri sepakbola yang akan dialami klub tentu akan menemui beberapa kendala serius. Pendapat dari tiket pertandingan tidak bisa diharap, pendapatan dari sponsor mulai tempat pertandingan, kostum tim, sepatu, dan pernak-pernik lainnya.

Padahal di sinilah peluang klub/tim mengeruk pendapatan untuk membiayai industri olahraga yang dikelolanya, biaya-biaya tersebut untuk menutup operasional seperti belanja pemain, biaya pertandingan, dan lainnya. Jadi tidak dapat terelakkan lagi bahwa keberadaan supporter adalah hal yang vital bagi klub sepakbola. Mereka menjadi pilar penyangga panji-panji kebesaran tim/klub sepakbola. Karenanya para pengelola industri olahraga sepakbola untuk memberikan perhatian yang serius dalam membina kualitas suporternya, kuantitas penting tapi kualitas juga tidak kalah penting.

Tanpa pembinaan suporter yang terencana dan rutin maka akan bisa menyulitkan, dan merugikan team/klub. Ulah satu dua orang yang melakukan pelemparan ke lapangan, masuk ke lapangan, membuat kerusakan, tawuran tentu akan merugikan klub. Sanksi dengan beragam bentuknya akan dijatuhkan oleh regulator olahraga ini. Klub akan merugi dan susah apabila suporter melakukan hal yang demikian.

Kejadian di pertandingan sepakbola di Indonesia mengisyaratkan para pengelola klub untuk menyisihkan anggaran, menyusun strategi, melakukan pembinaan kepada suporter klub masing-masing. Pengorbanan tersebut tentu diharapkan semakin memperkokoh pilar klub. Dan pertandinganpun akan semakin menghibut dan enak dinikmati. Wasit yang memimpin pertandingan pun akan lebih mudah untuk mengendalikan pertandingan.

Para supporter dengan sukarela berpanas-panasan mengantri tiket masuk pertandingan, mengeluarkan uang transport untuk mendukung tim kesayangannya yang bertanding di luar daerah, menyanyi, menari, dan meneriakkan yel-yel penyemangat selama pertandingan berlangsung. Mereka juga sumber pendapatan sekaligus kekuatan klub sepakbola yang mereka dukung.

Tapi beberapa tahun terakhir ini, fenomena tersebut berubah jadi bumerang. Atribut yang seharusnya dijadikan sebagai alat untuk mendukung tim kesayangan, malah disalahgunakan untuk melegalkan perbuatan-perbuatan yang bahkan nantinya akan merugikan tim yang mereka dukung. Konvoi yang ugal-ugalan, tawuran antar suporter, pengrusakan fasilitas umum, serangan terhadap para pemain tim lawan dan wasit. Bahkan di beberapa daerah terjadi pengrusakan terhadap kendaraan pribadi yang berplat nomor daerah tertentu, yang merupakan lawan main tim kesayangan mereka.

Berita terakhir yang cukup membuat miris adalah pengrusakan yang dilakukan Bonekmania di beberapa stasiun kereta api yang mereka lewati dalam perjalanan dari Surabaya menuju Bandung, untuk mendukung tim kesayangan mereka, yaitu Persebaya, yang akan bertanding melawan Persib Bandung. Hal tersebut mendapat reaksi keras dari penduduk sekitar, sehingga dilakukan sweeping terhadap Bonekmania yang akan kembali pulang ke Surabaya.

Akibatnya Persebaya mendapat sanksi denda dari PSSI dan Bonekmania dilarang memberi dukungan menggunakan atribut selama 2 tahun. Inikah wajah suporter sepakbola Indonesia?. Ternyata tidak semua suporter bertindak anarkis dan merugikan tim yang mereka dukung. Masih banyak suporter-suporter yang benar-benar mendukung tim kesayangan mereka, contohnya Aremania yang melakukan penggalangan dana dengan menjual RBT Lagu-lagu dari Arema voice untuk membantu tim kesayangan mereka, Arema Indonesia yang terbelit masalah keuangan, atau juga pengumpulan koin oleh yang benar-benar Bonekmania untuk membantu Persebaya membayar sanksi denda PSSI.

Info :www.nusabali.com 

1 komentar:

amat pst biruhitam mengatakan...

aslii

30 Januari 2011 pukul 22.04

Posting Komentar